Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar COVID-19.
Jika tak ada halangan, Unair rencananya akan mengujicobakan obat ini ke pasien COVID-19.
Diketahui, kelima regimen kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doxixiclin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.
“Kami berharap akhir bulan ini bisa melakukan pengujian secara klinis kepada pasien,” kata Rektor Unair Prof M Nasih di Unair Kampus C Surabaya beberapa waktu lalu.
Nasih mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan sejumlah pengujian. Salah satunya melalui uji toksinitas.
“Kalau uji toksinitas sudah kita lakukan, dan dari segi toksinitas obat ini tidak toksik, dan bisa diterima. Berikutnya uji tantang sudah berjalan 10 hari, dan mudah-mudahan minggu depan sudah kita peroleh hasilnya dan kita lakukan proses lain,” papar Nasih.
Selain itu, pihaknya juga menguji keefektifan kombinasi lima obat ini.
Pengujian ini dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus seperti sel paru, sel ginjal, sel trakhea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.
Dari sejumlah pengujian yang dilakukan, Nasih menyebut hasilnya cukup baik.
Dia berharap penelitian ini bisa berjalan lancar dan memberikan titik terang.
“Alhamdulillah progresnya saat ini cukup baik, dan ada beberapa proses pengujian karena ini menyangkut jiwa manusia. Oleh karena itu ini dalam proses pengujian,” harapnya.
Sebelumnya, lima regimen kombinasi obat ini dari obat yang sudah ada.
Penemuan lima kombinasi obat ini merupakan komitmen Unair dalam pencarian obat dan vaksin COVID-19.
“Regimen kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektifitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus,” ungkap Nasih.
Menurut Nasih, penggunaan lima kombinasi obat ini terjamin keamanannya.
Selain itu, kombinasi ini bisa digunakan dengan cepat karena obat sudah ada di pasaran dan telah lulus uji klinis.
Tak hanya itu, Nasih mengatakan kelima obat ini telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman.
Sebelumnya, penemuan ini telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.
Sumber: detik.com
Jika tak ada halangan, Unair rencananya akan mengujicobakan obat ini ke pasien COVID-19.
Diketahui, kelima regimen kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doxixiclin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.
“Kami berharap akhir bulan ini bisa melakukan pengujian secara klinis kepada pasien,” kata Rektor Unair Prof M Nasih di Unair Kampus C Surabaya beberapa waktu lalu.
Nasih mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan sejumlah pengujian. Salah satunya melalui uji toksinitas.
“Kalau uji toksinitas sudah kita lakukan, dan dari segi toksinitas obat ini tidak toksik, dan bisa diterima. Berikutnya uji tantang sudah berjalan 10 hari, dan mudah-mudahan minggu depan sudah kita peroleh hasilnya dan kita lakukan proses lain,” papar Nasih.
Selain itu, pihaknya juga menguji keefektifan kombinasi lima obat ini.
Pengujian ini dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus seperti sel paru, sel ginjal, sel trakhea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.
Dari sejumlah pengujian yang dilakukan, Nasih menyebut hasilnya cukup baik.
Dia berharap penelitian ini bisa berjalan lancar dan memberikan titik terang.
“Alhamdulillah progresnya saat ini cukup baik, dan ada beberapa proses pengujian karena ini menyangkut jiwa manusia. Oleh karena itu ini dalam proses pengujian,” harapnya.
Sebelumnya, lima regimen kombinasi obat ini dari obat yang sudah ada.
Penemuan lima kombinasi obat ini merupakan komitmen Unair dalam pencarian obat dan vaksin COVID-19.
“Regimen kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektifitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus,” ungkap Nasih.
Menurut Nasih, penggunaan lima kombinasi obat ini terjamin keamanannya.
Selain itu, kombinasi ini bisa digunakan dengan cepat karena obat sudah ada di pasaran dan telah lulus uji klinis.
Tak hanya itu, Nasih mengatakan kelima obat ini telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman.
Sebelumnya, penemuan ini telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.
Sumber: detik.com
Previous
Posting Lebih BaruNext
Posting Lama
Posted by Juni 14, 2020 and have
0
komentar
, Published at