Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) meminta pemerintah pusat, provinsi, serta seluruh elemen masyarakat dan donatur membantu 100 ribu guru ngaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA BKPRMI yang terdampak Covid-19.
Pasalnya, mereka tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah di daerahnya masing masing.
“Mereka, guru mengaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA, adalah aset umat dan bangsa yang selama ini memberikan ilmunya dengan ikhlas untuk mencerdaskan generasi Qurani di seluruh Tanah Air,” kata Ketua Umum DPP BKPRMI, Said Aldi Al-Idrus, melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Senin (4/5).
Said Aldi Al-Idrus yang juga Wakil Ketua Satgas Nasional PP DMI mengatakan, 100 ribu ustadz dan ustadzah TK/TPA tengah dilanda masalah ekonomi sejak adanya wabah virus Covid-19 yang menyerang hampir seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
Mereka, menurut dia, pihak yang terdampak setelah adanya arahan pemerintah melalui menteri pendidikan untuk belajar dari rumah.
“Untuk itu, kami meminta pemerintah melalui menteri pendidikan nasional dan Kementerian Agama RI kembali mendata dan membantu guru mengaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA yg terdampak saat sekarang ini yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah,” katanya.
Said mencontohkan, di daerah Aceh dan Jawa Barat ada sekitar 1.500 guru ngaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA BKPRMI yang merupakan masyarakat menengah ke bawah yang tak menerima bantuan dari pemerintah. Padahal, mereka sangat membutuhkan bantuan tersebut.
“Alhamdulillah banyak juga dari mereka mendapatkan bantuan dari para wali murid dan santri serta donatur yang peduli walaupun kami yakin para guru ngaji dan ustadz-ustadzah tidak pernah meminta bantuan tersebut,” ujar Said
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 telah memunculkan berbagai dampak serius terhadap masyarakat, termasuk 100 ribu ustadz-ustadzah TK/TPA di Indonesia.
Dari jumlah itu, 50 persen di antaranya termasuk golongan tak mampu dari segi ekonomi.
Untuk itu, Said meminta kepada pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten/kota se-Indonesia agar dapat meringankan penderitaan yang dialami guru mengaji serta ustadz dan ustadzah TK/TPA BKPRMI di Tanah Air.
Pihaknya juga meminta dukungan dari seluruh masyarakat yang masih berkemampuan dan peduli.
Sementara itu, Direktur nasional Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK Al-Qur’an Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (LPPTKA BKPRMI) H Gunawan HS mengatakan, sebelum pandemi virus corona, rata-rata penghasilan guru ngaji di Indonesia sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 1 juta/bulan.
“Namun, sejak awal Maret 2020, penghasilan yang relatif kecil itu pun hilang total sejalan dengan tidak aktifnya proses belajar-mengajar di lembaga taman pendidikan Alquran/balai pengajian sebagai antisipasi merebaknya virus corona,” ujarnya.
Merespons kondisi sulit ini, LPPTKA BKPRMI pusat berharap adanya kepedulian dari berbagai pihak untuk memberikan perhatian berupa bantuan seikhlasnya.
Bantuan tersebut guna mengurangi beban ustadz-ustadzah TK/TPA yang sangat merasakan dampak pandemi global ini.
Sumber: republika.co.id
Pasalnya, mereka tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah di daerahnya masing masing.
“Mereka, guru mengaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA, adalah aset umat dan bangsa yang selama ini memberikan ilmunya dengan ikhlas untuk mencerdaskan generasi Qurani di seluruh Tanah Air,” kata Ketua Umum DPP BKPRMI, Said Aldi Al-Idrus, melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Senin (4/5).
Said Aldi Al-Idrus yang juga Wakil Ketua Satgas Nasional PP DMI mengatakan, 100 ribu ustadz dan ustadzah TK/TPA tengah dilanda masalah ekonomi sejak adanya wabah virus Covid-19 yang menyerang hampir seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
Mereka, menurut dia, pihak yang terdampak setelah adanya arahan pemerintah melalui menteri pendidikan untuk belajar dari rumah.
“Untuk itu, kami meminta pemerintah melalui menteri pendidikan nasional dan Kementerian Agama RI kembali mendata dan membantu guru mengaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA yg terdampak saat sekarang ini yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah,” katanya.
Said mencontohkan, di daerah Aceh dan Jawa Barat ada sekitar 1.500 guru ngaji dan ustadz-ustadzah TK/TPA BKPRMI yang merupakan masyarakat menengah ke bawah yang tak menerima bantuan dari pemerintah. Padahal, mereka sangat membutuhkan bantuan tersebut.
“Alhamdulillah banyak juga dari mereka mendapatkan bantuan dari para wali murid dan santri serta donatur yang peduli walaupun kami yakin para guru ngaji dan ustadz-ustadzah tidak pernah meminta bantuan tersebut,” ujar Said
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 telah memunculkan berbagai dampak serius terhadap masyarakat, termasuk 100 ribu ustadz-ustadzah TK/TPA di Indonesia.
Dari jumlah itu, 50 persen di antaranya termasuk golongan tak mampu dari segi ekonomi.
Untuk itu, Said meminta kepada pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten/kota se-Indonesia agar dapat meringankan penderitaan yang dialami guru mengaji serta ustadz dan ustadzah TK/TPA BKPRMI di Tanah Air.
Pihaknya juga meminta dukungan dari seluruh masyarakat yang masih berkemampuan dan peduli.
Sementara itu, Direktur nasional Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK Al-Qur’an Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (LPPTKA BKPRMI) H Gunawan HS mengatakan, sebelum pandemi virus corona, rata-rata penghasilan guru ngaji di Indonesia sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 1 juta/bulan.
“Namun, sejak awal Maret 2020, penghasilan yang relatif kecil itu pun hilang total sejalan dengan tidak aktifnya proses belajar-mengajar di lembaga taman pendidikan Alquran/balai pengajian sebagai antisipasi merebaknya virus corona,” ujarnya.
Merespons kondisi sulit ini, LPPTKA BKPRMI pusat berharap adanya kepedulian dari berbagai pihak untuk memberikan perhatian berupa bantuan seikhlasnya.
Bantuan tersebut guna mengurangi beban ustadz-ustadzah TK/TPA yang sangat merasakan dampak pandemi global ini.
Sumber: republika.co.id
Previous
Posting Lebih BaruNext
Posting Lama
Posted by Mei 04, 2020 and have
0
komentar
, Published at